Sabtu, 21 April 2012

SURAT BUAT ISTRIKU

Telah lama kita arungi bahtera pernikahan ini dalam kesederhanaan dan kesahajaan, maafkan aku wahai istriku, jika aku tidak pernah mengajakmu ke tempat-tempat yang indah yang bisa menyegarkan pandangan matamu, yang bias menyenangkan hatimu, maafkan aku juga jika aku tidak pernah mengajakmu untuk berbulan madu sehingga engkau bisa diperlakukan sebagaimana ratu. itu semua bukan bagian kita di dunia,... namun aku selalu berusaha mengajakmu pada suatu tempat yang penuh keindahan tiada akhirnya, sekali engkau memasukinya maka engkau tidak akan keluar selama-lamnya. Dan meuju kesana tidaklah memerlukan biaya mahal, namun dengan ibadah dan keikhlasan, dengan sabar dan ridho akan semua ketetapan-NYA.
Kelak kita akan menghabiskan bulan madu dengan penuh keindahan yang tidak akhirnya, keindahan yang tidak pernah terbayangkan dalam hatimu, bahkan bila engkau mengkhayalkan impian terindah sekalipun. Wahai istriku, aku mengajakmu menuju Jannah di atas titian jalan sunnah, dimana para salafush sholih menitinya dahulu mendahului kita, jalan yang lurus yang tidak akan membuatmu bingung dan tersesat, maka peganglah tanganku erat, aku adalah pemimpinmu yang akan membimbingmu dalam melewati jalan itu. Usah kau takut terpeleset dan terjatuh karena aku akan selalu ada disisimu, kelak aku juga akan dimintai pertanggung jawaban atas dirimu.
Wahai istriku, tataplah mataku dan jangan engkau lihat yang haram bagi dirimu, tundukkan pandangan matamu dan aku akan menuntut langkahmu setapak demi setapak, bukankah dulu kita menyatukan cinta kita di atas jalan kebaikan dan karena Allah Ta'ala, maka janganlah engkau ragu akan langkahmu di bawah naungan 'ilmu. Jalan kita memang tidak semudah yang kita inginkan, begitu banyak karang terjal mendaki yang kadang melukai langkah-langkah kita, begitu banyak hantaman ombak yang mendera bahtera kita, panas dan terik kita lalui bersama, dingin dan hujan kita lewati berdua, maka janganlah sedikitpun engkau merasa bimbang dengan langkah kita… entah, siapakah di antara kita yang akan lebih dulu pergi meninggalkan dunia ini, dan jika aku pergi mendahuluimu menghadap Robb-ku, maka tetaplah engkau bersama apa yang telah aku ajarkan kepadamu, aku tidak memiliki apapun yang bias aku wariskan kepadamu kecuali ‘ilmu syar’iy, kelak… aku menunggu, kembali menggapai tanganmu dan membimbingmu untuk menuju pintu Jannah-NYA. InsyaAllah. (Dikutif dari tulisan Andi Abu Hudzaifah Najwa) 

Tidak ada komentar: