Telah lama
kita arungi bahtera pernikahan ini dalam kesederhanaan dan kesahajaan, maafkan
aku wahai istriku, jika aku tidak pernah mengajakmu ke tempat-tempat yang indah
yang bisa menyegarkan pandangan matamu, yang bias menyenangkan hatimu, maafkan
aku juga jika aku tidak pernah mengajakmu untuk berbulan madu sehingga engkau
bisa diperlakukan sebagaimana ratu. itu semua bukan bagian kita di dunia,...
namun aku selalu berusaha mengajakmu pada suatu tempat yang penuh keindahan
tiada akhirnya, sekali engkau memasukinya maka engkau tidak akan keluar
selama-lamnya. Dan meuju kesana tidaklah memerlukan biaya mahal, namun dengan
ibadah dan keikhlasan, dengan sabar dan ridho akan semua ketetapan-NYA.
Kelak kita
akan menghabiskan bulan madu dengan penuh keindahan yang tidak akhirnya,
keindahan yang tidak pernah terbayangkan dalam hatimu, bahkan bila engkau
mengkhayalkan impian terindah sekalipun. Wahai istriku, aku mengajakmu menuju
Jannah di atas titian jalan sunnah, dimana para salafush sholih menitinya
dahulu mendahului kita, jalan yang lurus yang tidak akan membuatmu bingung dan
tersesat, maka peganglah tanganku erat, aku adalah pemimpinmu yang akan
membimbingmu dalam melewati jalan itu. Usah kau takut terpeleset dan terjatuh
karena aku akan selalu ada disisimu, kelak aku juga akan dimintai pertanggung
jawaban atas dirimu.
Wahai
istriku, tataplah mataku dan jangan engkau lihat yang haram bagi dirimu,
tundukkan pandangan matamu dan aku akan menuntut langkahmu setapak demi setapak,
bukankah dulu kita menyatukan cinta kita di atas jalan kebaikan dan karena Allah
Ta'ala, maka janganlah engkau ragu akan langkahmu di bawah naungan 'ilmu. Jalan
kita memang tidak semudah yang kita inginkan, begitu banyak karang terjal
mendaki yang kadang melukai langkah-langkah kita, begitu banyak hantaman ombak
yang mendera bahtera kita, panas dan terik kita lalui bersama, dingin dan hujan
kita lewati berdua, maka janganlah sedikitpun engkau merasa bimbang dengan
langkah kita… entah, siapakah di antara kita yang akan lebih dulu pergi
meninggalkan dunia ini, dan jika aku pergi mendahuluimu menghadap Robb-ku, maka
tetaplah engkau bersama apa yang telah aku ajarkan kepadamu, aku tidak memiliki
apapun yang bias aku wariskan kepadamu kecuali ‘ilmu syar’iy, kelak… aku
menunggu, kembali menggapai tanganmu dan membimbingmu untuk menuju pintu
Jannah-NYA. InsyaAllah. (Dikutif dari tulisan Andi Abu Hudzaifah Najwa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar