Selasa, 11 Desember 2007

Berpikir Tentang Planet Bumi

Pernahkan Anda berpikir bahwa setiap sesuatu diciptakan untuk manusia saja?
Ketika seseorang yang beriman kepada Allah mengamati segala sesuatu beserta sistim yang ada, hidup ataupun tak hidup, yang ada di jagad raya dengan menggunakan mata yang penuh perhatian, ia melihat bahwa segalanya telah diciptakan untuk manusia. Ia mengetahui bahwa tak satupun yang muncul dan menjadi ada di dunia secara kebetulan, namun diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang sangat sesuai untuk kehidupan manusia.

Misalnya, dari dulu hingga sekarang manusia dapat bernapas tanpa susah payah di setiap saat. Udara yang ia hirup tidak membakar saluran hidungnya, tidak membuatnya mabuk ataupun sakit kepala. Komposisi unsur-unsur ataupun senyawa-senyawa gas dalam udara telah ditetapkan dalam jumlah yang paling sesuai untuk tubuh manusia. Seseorang yang memikirkan hal ini teringat akan hal lain yang sangat penting: seandainya kadar oksigen dalam atmosfir sedikit lebih atau kurang dari yang ada sekarang, dalam dua keadaan tersebut kehidupan akan hancur. Ia lalu ingat betapa susahnya bernapas ketika berada dalam tempat yang tidak mengandung udara. Ketika seorang yang beriman terus-menerus memikirkan masalah ini, ia akan selalu bersyukur kepada Tuhannya. Ia melihat bahwa atmosfir bumi dapat saja dibuat sedemikian rupa sehingga membuatnya susah untuk bernapas sebagaimana banyak planet-planet yang lain. Namun tidaklah demikian kenyataannya, atmosfir bumi diciptakan dalam keseimbangan dan keteraturan yang demikian sangat sempurna sehingga membuat jutaan manusia bernapas tanpa susah payah.

Seseorang yang tiada henti memikirkan tentang planet di mana ia hidup, meyadari betapa pentingnya air yang diciptakan Allah untuk kehidupan manusia. Kemudian ia pun berpikir: manusia pada umumnya paham tentang pentingnya air hanya ketika mereka kekurangan air dalam waktu yang lama. Air adalah substansi yang kita butuhkan setiap saat dalam hidup kita. Misalnya, sebagian besar dari sel-sel tubuh, dan darah yang menjangkau setiap bagian kecil dari tubuh kita tersusun atas air. Jika tidak demikian, maka fluiditas darah akan berkurang dan darah akan sangat sulit mengalir di dalam pembuluh vena. Fluiditas air tidak hanya penting bagi tubuh kita akan tetapi juga untuk tumbuh-tumbuhan. Air mampu menjangkau bagian yang paling ujung dari daun dengan melalui pembuluh-pembuluhnya yang halus seperti benang.
Massa air yang sangat besar di lautan menjadikan bumi kita tempat yang dapat didiami. Jika proporsi lautan di bumi menjadi lebih kecil dari daratan, di mana-mana akan berubah menjadi gurun yang tidak memungkinkan adanya kehidupan.

Seseorang yang sadar dan berpikir tentang hal ini akan benar-benar yakin bahwa adanya keseimbangan yang begitu sempurna di bumi sudah pasti bukanlah sebuah kebetulan. Setelah menyaksikan dan memikirkan fenomena tersebut, akan tampak bahwa segala sesuatu diciptakan dengan sebuah tujuan oleh Pencipta Yang Mahatinggi dan Pemilik Kekuatan Yang Abadi.

Di samping itu, ia juga sadar bahwa contoh-contoh yang telah ia pikirkan sebagaimana di atas sangatlah terbatas. Sungguh, tidaklah mungkin untuk menyebutkan jumlah seluruh contoh-contoh yang berkenaan dengan keseimbangan yang sempurna di bumi. Bagi orang yang berpikir, ia akan dapat dengan mudah menyaksikan keteraturan, kesempurnaan dan keseimbangan yang terlihat jelas di setiap sudut jagad raya, dan dengannya mencapai suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu diciptakan Allah untuk manusia. Allah berfirman dalam Al Qur'an:

"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)

Memahami Ayat ALLAH di Alam

Bagaimana Memahami Ayat Allah di Alam

Dalam Al Qur'an dinyatakan bahwa orang yang tidak beriman adalah mereka yang tidak mengenali atau tidak menaruh kepedulian akan ayat atau tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah di alam semesta ciptaan-Nya.

Sebaliknya, ciri menonjol pada orang yang beriman adalah kemampuan memahami tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan sang Pencipta tersebut. Ia mengetahui bahwa semua ini diciptakan tidak dengan sia-sia, dan ia mampu memahami kekuasaan dan kesempurnaan ciptaan Allah di segala penjuru manapun. Pemahaman ini pada akhirnya menghantarkannya pada penyerahan diri, ketundukan dan rasa takut kepada-Nya. Ia adalah termasuk golongan yang berakal, yaitu
"…orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imraan, 3:190-191)

Di banyak ayat dalam Al Qur'an, pernyataan seperti, "Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?", "terdapat tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal," memberikan penegasan tentang pentingnya memikirkan secara mendalam tentang tanda-tanda kekuasaan Allah. Allah telah menciptakan beragam ciptaan yang tak terhitung jumlahnya untuk direnungkan. Segala sesuatu yang kita saksikan dan rasakan di langit, di bumi dan segala sesuatu di antara keduanya adalah perwujudan dari kesempurnaan penciptaan oleh Allah, dan oleh karenanya menjadi bahan yang patut untuk direnungkan. Satu ayat berikut memberikan contoh akan nikmat Allah ini:
"Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan." (QS. An- Nahl, 16:11)

Marilah kita berpikir sejenak tentang satu saja dari beberapa ciptaan Allah yang disebutkan dalam ayat di atas, yakni kurma. Sebagaimana diketahui, pohon kurma tumbuh dari sebutir biji di dalam tanah. Berawal dari biji mungil ini, yang berukuran kurang dari satu sentimeter kubik, muncul sebuah pohon besar berukuran panjang 4-5 meter dengan berat ratusan kilogram. Satu-satunya sumber bahan baku yang dapat digunakan oleh biji ini ketika tumbuh dan berkembang membentuk wujud pohon besar ini adalah tanah tempat biji tersebut berada.

Bagaimanakah sebutir biji mengetahui cara membentuk sebatang pohon? Bagaimana ia dapat berpikir untuk menguraikan dan memanfaatkan zat-zat di dalam tanah yang diperlukan untuk pembentukan kayu? Bagaimana ia dapat memperkirakan bentuk dan struktur yang diperlukan dalam membentuk pohon? Pertanyaan yang terakhir ini sangatlah penting, sebab pohon yang pada akhirnya muncul dari biji tersebut bukanlah sekedar kayu gelondongan. Ia adalah makhluk hidup yang kompleks yang memiliki akar untuk menyerap zat-zat dari dalam tanah. Akar ini memiliki pembuluh yang mengangkut zat-zat ini dan yang memiliki cabang-cabang yang tersusun rapi sempurna. Seorang manusia akan mengalami kesulitan hanya untuk sekedar menggambar sebatang pohon. Sebaliknya sebutir biji yang tampak sederhana ini mampu membuat wujud yang sungguh sangat kompleks hanya dengan menggunakan zat-zat yang ada di dalam tanah.

Pengkajian ini menyimpulkan bahwa sebutir biji ternyata sangatlah cerdas dan pintar, bahkan lebih jenius daripada kita. Atau untuk lebih tepatnya, terdapat kecerdasan mengagumkan dalam apa yang dilakukan oleh biji. Namun, apakah sumber kecerdasan tersebut? Mungkinkah sebutir biji memiliki kecerdasan dan daya ingat yang luar biasa?
Tak diragukan lagi, pertanyaan ini memiliki satu jawaban: biji tersebut telah diciptakan oleh Dzat yang memiliki kemampuan membuat sebatang pohon. Dengan kata lain biji tersebut telah diprogram sejak awal keberadaannya. Semua biji-bijian di muka bumi ini ada dalam pengetahuan Allah dan tumbuh berkembang karena Ilmu-Nya yang tak terbatas. Dalam sebuah ayat disebutkan:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkah tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz). (QS. Al-An'aam, 6:59).

Dialah Allah yang menciptakan biji-bijian dan menumbuhkannya sebagai tumbuh-tumbuhan baru. Dalam ayat lain Allah menyatakan:
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? (QS. Al-An'aam, 6:95)

Biji hanyalah satu dari banyak tanda-tanda kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya di alam semesta. Ketika manusia mulai berpikir tidak hanya menggunakan akal, akan tetapi juga dengan hati mereka, dan kemudian bertanya pada diri mereka sendiri pertanyaan "mengapa" dan "bagaimana", maka mereka akan sampai pada pemahaman bahwa seluruh alam semesta ini adalah bukti keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.

Rabu, 21 November 2007

Membuat Visi


Satu hal yang selalu saya impikan yaitu ingin menjadi seorang dosen yang bijaksana, bertanggung jawab, mampu mengajarkan pengetahuan, nilai-nilai kebaikan serta kemandirian kepada seorang mahasiswa. Impian ini muncul ketika saya menjalani sebuah proses perkuliahan di Program Pasasarjana UNHAS, waktu itu saya berhadapan dengan seorang dosen yang bergelar guru besar yang selalu memberikan masukan-masukan, wejangan-wejangan, nasehat-nasehat yang sangat bijak, setiap kata-kata yang terlontar dari mulutnya seakan penuh makna yang membuatku tak mau melewatkan sedikit pun apa dia ucapkan. Pada saat itu sempat saya berbisik dalam hati "Kapan saya bisa menjadi seperti ini". Sepulang dari kampus, saya selalu melakukan perenungan-perenungan pribadi, meminta petunjuk kepada Tuhan semoga diberikan jalan agar saya dapat mewujudkan impianku. Aktifitas yang saya jalani sekarang ini sebagai seorang mahasiswa Magister Epidemiologi FKM UNHAS memberikan dorongan yang lebih kuat untuk mendapatkan impian itu. Saya berharap semoga dengan menjalani semua proses yang ada sekarang ini akan memberiku lebih banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya dan mengantarkan aku kearah perubahan yang lebih baik demi mencapai masa depan yang lebih cerah.

Jika impianku terwujud tentunya akan banyak memberiku manfaat, baik bagi diriku sendiri maupun bagi orang yang paling aku cintai yaitu kedua orang tuaku. Aktifitas yang saya jalani saat ini sebagai seorang mahasiswa S2 telah memberikan beban baru buat orang tuaku yang dari dulu hidup dalam keluarga yang sangat sederhana. Kondisi yang aku alami sebagai seorang mahasiswa S2 murni yang belum berpenghasilan tentunya jauh berbeda dengan apa yang dialami teman-temanku yang sebagian besar sudah jadi pegawai negeri. Biaya pendidikan S2 di UNHAS yang terbilang cukup mahal bagiku hanya berharap banyak sama orang tua. Ibuku hanya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, tumpuan kehidupan keluarga hanya berharap pada Ayahku yang telah mengabdi hampir 20 tahun di sebuah SD (Sekolah Dasar) terpencil di Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone. Beliau hampir menghabiskan masa pensiunannya di sekolah tersebut hanya dengan berbekal jalan kaki dengan menempuh jarak ± 8 km demi melakoni sebuah tanggung jawab sebagai seorang guru. Saya berharap semoga dengan mencapai impianku dapat melanjutkan cita-cita Ayahku sebagai seorang pendidik, meringankan beban orang tua dan membantu ekonomi keluarga yang sebentar lagi menjalani hidup hanya dengan berharap pada gaji pensiunan. Memperbaiki rumahku, dimana saat ini dengan kondisi memprihatinkan; dinding kamar hampir roboh dimakan rayap karena tak terganti selama bertahun-tahun. Membantu biaya sekolah adeku yang saat ini duduk dibangku kelas 1 SMU, tentunya butuh biaya besar untuk lanjut Perguruan Tinggi yang dicita-citakannya tiga tahun mendatang.

Hari ini saya akui dan sadari bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang selalu berjalan mulus tanpa masalah, bahkan sebagian besar orang yang berhasil telah melewati beberapa masalah atau hambatan dalam mewujudkan impiannya. Untuk mencapai impianku langkah awal yang saya tempuh yaitu melaksanakan kuliahku sekarang ini dengan baik, selesai tepat waktu dengan target dua tahun. Dalam menjalani proses ini, tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan, utamanya persoalan finansial. Uang pembayaran SPP yang senantiasa membelitku disetiap pergantian semester, uang untuk pembeli buku yang ditawarkan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah atau buku referensi lain yang mendukung kelancaran kuliah. Kesemuanya itu harus membuatku selalu irit dan memperhitungkan setiap pengeluaran uang. Perilaku merokok yang telah aku geluti sejak duduk dibangku kuliah membuatku berpikir panjang untuk mencari solusi tepat agar mampu berhenti dari kebiasaan yang telah banyak menghabiskan uang ini. Menurutku hal ini merupakan suatu masalah serius yang harus saya hadapi untuk mencapai impianku, apalagi bila dikaitkan dengan disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat yang aku tekuni sekarang ini. Sebagai seorang calon Magister Kesehatan tentunya lebih banyak paham tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan semestinya memberikan contoh yang baik untuk masyarakat.
Masih minimnya pemahaman dan pengetahuanku untuk menjadi tenaga pengajar membuat saya harus pintar-pintar bergaul dengan teman yang sudah berpengalaman untuk diajak berdiskusi. Saya ingin banyak belajar dari teman-teman sekelasku yang sudah menjadi dosen di beberapa Perguruan Tinggi, termasuk belajar bagaimana mereka mengatur waktu, menjalankan aktifitas sebagai dosen dan sekaligus sebagai mahasiswa S2. Selain itu saya harus lebih tekun mencari pengetahuan-pengetahuan, informasi-informasi terbaru di internet dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh kampus. Mencari referensi-referensi, membaca buku-buku tertentu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang sangat aku perlukan dalam upaya untuk meraih impianku. Tulisan ini saya buat sebagai tugas dari Prof. Veni Hadju, dosen penanggung jawab mata kuliah STLO, namun apa yang saya utarakan didalamnya benar-benar sesuai dengan apa yang saya impikan selama ini. Kehadiran tugas ini membuatku lebih mengerti akan arti pentingnya sebuah impian untuk mencapai keberhasilan, semoga Tuhan memberi saya umur panjang, memberikan jalan yang terbaik agar saya bisa menggapai impianku, Amin.