Rabu, 21 November 2007

Membuat Visi


Satu hal yang selalu saya impikan yaitu ingin menjadi seorang dosen yang bijaksana, bertanggung jawab, mampu mengajarkan pengetahuan, nilai-nilai kebaikan serta kemandirian kepada seorang mahasiswa. Impian ini muncul ketika saya menjalani sebuah proses perkuliahan di Program Pasasarjana UNHAS, waktu itu saya berhadapan dengan seorang dosen yang bergelar guru besar yang selalu memberikan masukan-masukan, wejangan-wejangan, nasehat-nasehat yang sangat bijak, setiap kata-kata yang terlontar dari mulutnya seakan penuh makna yang membuatku tak mau melewatkan sedikit pun apa dia ucapkan. Pada saat itu sempat saya berbisik dalam hati "Kapan saya bisa menjadi seperti ini". Sepulang dari kampus, saya selalu melakukan perenungan-perenungan pribadi, meminta petunjuk kepada Tuhan semoga diberikan jalan agar saya dapat mewujudkan impianku. Aktifitas yang saya jalani sekarang ini sebagai seorang mahasiswa Magister Epidemiologi FKM UNHAS memberikan dorongan yang lebih kuat untuk mendapatkan impian itu. Saya berharap semoga dengan menjalani semua proses yang ada sekarang ini akan memberiku lebih banyak pengetahuan-pengetahuan baru yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya dan mengantarkan aku kearah perubahan yang lebih baik demi mencapai masa depan yang lebih cerah.

Jika impianku terwujud tentunya akan banyak memberiku manfaat, baik bagi diriku sendiri maupun bagi orang yang paling aku cintai yaitu kedua orang tuaku. Aktifitas yang saya jalani saat ini sebagai seorang mahasiswa S2 telah memberikan beban baru buat orang tuaku yang dari dulu hidup dalam keluarga yang sangat sederhana. Kondisi yang aku alami sebagai seorang mahasiswa S2 murni yang belum berpenghasilan tentunya jauh berbeda dengan apa yang dialami teman-temanku yang sebagian besar sudah jadi pegawai negeri. Biaya pendidikan S2 di UNHAS yang terbilang cukup mahal bagiku hanya berharap banyak sama orang tua. Ibuku hanya berprofesi sebagai Ibu Rumah Tangga, tumpuan kehidupan keluarga hanya berharap pada Ayahku yang telah mengabdi hampir 20 tahun di sebuah SD (Sekolah Dasar) terpencil di Kecamatan Awangpone Kabupaten Bone. Beliau hampir menghabiskan masa pensiunannya di sekolah tersebut hanya dengan berbekal jalan kaki dengan menempuh jarak ± 8 km demi melakoni sebuah tanggung jawab sebagai seorang guru. Saya berharap semoga dengan mencapai impianku dapat melanjutkan cita-cita Ayahku sebagai seorang pendidik, meringankan beban orang tua dan membantu ekonomi keluarga yang sebentar lagi menjalani hidup hanya dengan berharap pada gaji pensiunan. Memperbaiki rumahku, dimana saat ini dengan kondisi memprihatinkan; dinding kamar hampir roboh dimakan rayap karena tak terganti selama bertahun-tahun. Membantu biaya sekolah adeku yang saat ini duduk dibangku kelas 1 SMU, tentunya butuh biaya besar untuk lanjut Perguruan Tinggi yang dicita-citakannya tiga tahun mendatang.

Hari ini saya akui dan sadari bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang selalu berjalan mulus tanpa masalah, bahkan sebagian besar orang yang berhasil telah melewati beberapa masalah atau hambatan dalam mewujudkan impiannya. Untuk mencapai impianku langkah awal yang saya tempuh yaitu melaksanakan kuliahku sekarang ini dengan baik, selesai tepat waktu dengan target dua tahun. Dalam menjalani proses ini, tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan, utamanya persoalan finansial. Uang pembayaran SPP yang senantiasa membelitku disetiap pergantian semester, uang untuk pembeli buku yang ditawarkan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah atau buku referensi lain yang mendukung kelancaran kuliah. Kesemuanya itu harus membuatku selalu irit dan memperhitungkan setiap pengeluaran uang. Perilaku merokok yang telah aku geluti sejak duduk dibangku kuliah membuatku berpikir panjang untuk mencari solusi tepat agar mampu berhenti dari kebiasaan yang telah banyak menghabiskan uang ini. Menurutku hal ini merupakan suatu masalah serius yang harus saya hadapi untuk mencapai impianku, apalagi bila dikaitkan dengan disiplin Ilmu Kesehatan Masyarakat yang aku tekuni sekarang ini. Sebagai seorang calon Magister Kesehatan tentunya lebih banyak paham tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan semestinya memberikan contoh yang baik untuk masyarakat.
Masih minimnya pemahaman dan pengetahuanku untuk menjadi tenaga pengajar membuat saya harus pintar-pintar bergaul dengan teman yang sudah berpengalaman untuk diajak berdiskusi. Saya ingin banyak belajar dari teman-teman sekelasku yang sudah menjadi dosen di beberapa Perguruan Tinggi, termasuk belajar bagaimana mereka mengatur waktu, menjalankan aktifitas sebagai dosen dan sekaligus sebagai mahasiswa S2. Selain itu saya harus lebih tekun mencari pengetahuan-pengetahuan, informasi-informasi terbaru di internet dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh kampus. Mencari referensi-referensi, membaca buku-buku tertentu untuk menambah pengetahuan dan keterampilan yang sangat aku perlukan dalam upaya untuk meraih impianku. Tulisan ini saya buat sebagai tugas dari Prof. Veni Hadju, dosen penanggung jawab mata kuliah STLO, namun apa yang saya utarakan didalamnya benar-benar sesuai dengan apa yang saya impikan selama ini. Kehadiran tugas ini membuatku lebih mengerti akan arti pentingnya sebuah impian untuk mencapai keberhasilan, semoga Tuhan memberi saya umur panjang, memberikan jalan yang terbaik agar saya bisa menggapai impianku, Amin.