Selasa, 01 Mei 2012

SIAPKAH JATUH CINTA ??


Bismillahirrahmannirrahim..

Hm…, sekali lagi ‘cinta’ memperoleh tempat yang mulia dalam sebuah perjuangan dan menjadi sebuah amanah yang harus diposisikan dalam sebuah perjuangan itu.

Timbul sebuah pertanyaan, “Bagaimana ketika perasaan itu hadir. Bukankah ia datang tanpa pernah diundang dan dikehendaki?”.
Jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukanlah perkara sederhana. Dalam konteks dakwah, jatuh cinta adalah gerbang ekspansi pergerakan. Dalam konteks pembinaan, jatuh cinta adalah naik marhalah pembinaan. Dalam konteks keimanan, jatuh cinta adalah bukti ketundukan kepada sunnah Rosullulah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan jalan meraih ridho Allah subhanahu wa ta’ala.
Ketika aktivis dakwah jatuh cinta, maka tuntas sudah urusan prioritas cinta. Jelas, Allah, Rosullah dan jihad fii sabilillah adalah yang utama. Jika ia ada dalam keadaan tersebut, maka berkahlah perasaannya, berkahlah cintanya dan berkahlah amal yang terwujud dalam cinta tersebut. Jika jatuh cintanya tidak dalam kerangka tersebut, maka cinta menjelma menjadi fitnah baginya, fitnah bagi ummat, dan fitnah bagi dakwah. Karenannya jatuh cinta bagi aktivis dakwah bukan perkara sederhana.
Cinta memiliki 2 mata pedang. Satu sisinya adalah rahmat dengan jaminan kesempurnaan agama dan disisi lainnya adalah gerbang fitnah dan kehidupan yg sengsara. Karenanya jatuh cinta membutuhkan kesiapan dan persiapan. Bagi setiap aktivis dakwah, bertanyalah dahulu kepada diri sendiri, sudah siapkah jatuh cinta??? jangan sampai kita lupa, bahwa segala sesuatu yang melingkupi diri kita, perkataan, perbuatan, maupun perasaan adalah bagian dari deklarasi nilai diri sebagai generasi dakwah. Sehingga umat selalu mendapatkan satu hal dari apapun pentas kehidupan kita, yaitu kemuliaan Islam dan kemuliaan kita karena memuliakan Islam.
Deklarasi Cinta.
Sekarang adalah saat yang tepat bagi kita untuk mendeklarasikan cinta diatas koridor yang bersih. Jika proses dan seruan dakwah senantiasa mengusung pembenahan kepribadiaan manusia, maka layaklah kita tempatkan tema cinta dalam tempat utama. Kita sadari kerusakan perilaku generasi hari ini, sebagian besar dilandasi oleh salah tafsir tentang cinta. Terlalu banyak penyimpangan terjadi, karena cinta didewakan dan dijadikan kewajaran melakukan pelanggaran. Dan tema tayangan pun mendeklarasikan cinta yang dangkal. Hanya ada cinta untuk sebuah persaingan, sengketa. Sementara cinta untuk sebuah kemuliaan, kerja keras dan pengorbanan, serta jembatan jalan kesurga dan kemuliaanAllah, tidak pernah mendapat tempat disana.
Sudah cukup banyak pentas kejujuran kita lakukan. Sudah terbilang jumlah pengakuan keutamaan kita, sebuah dakwah yang kita gagas, Sudah banyak potret keluarga yg baru dalam masyarakat yg kita tampilkan. Namun berapa banyak deklarasi cinta yang sudah kita nyatakan. Cinta masih menjadi topik asing dalam dakwah kita. Wajah, warna, ekspresi dan nuansa cinta kita masih terkesan misteri. Pertanyaan sederhana, “Gimana sih, kok kamu bisa nikah sama dia, Emang kamu cinta sama dia?”, dapat kita jadikan indikator miskinnya kita mengkampanyekan cinta suci dalam dakwah ini.
Pernyataan“nikah dulu baru pacaran”masih menjadi jargon yang menyimpan pertanyaan misteri, “Bagaimana caranya, emang bisa?”.
Sangat sulit bagi masyarakat kita untuk mencerna dan memahami logika jargon tersebut. Terutama karena konsumsi informasi media tayangan, bacaan,diskusi dan interaksi umum, sama sekali bertolak belakang dengan jargon tersebut.
Inilah salah satu alasan penting dan mendesak untuk mengkampanyekan cinta dengan wujud yang baru. Cinta yang lahir sebagai bagian dari penyempurnaan status hamba. Cinta yang diberkahi karena taat kepada sang Penguasa dan Pemilik Jiwa. Cinta yang menjaga diri dari penyimpangan, penyelewengan dan perbuatan ingkar terhadap nikmat Allah yang banyak. Cinta yang berorientasi bukan sekedar jalan berdua, makan, nonton dan seabrek romantika yang berdiri diatas pengkhianatan terhadap nikmat, rezki, dan amanah yang Allah berikan kepada kita.
Kita ingin lebih dalam menjabarkan kepada masyarakat tentang cinta ini. Sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan hasil akhir keluarga dakwah. Biarkan mereka paham tentang perasaan seorang ikhwan terhadap akhwat, tentang perhatian seorang akhwat pada ikhwan, tentang cinta ikhwan-akhwat, tentang romantika ikhwan-akhwat dan tentang landasan kemana cinta itu bermuara. Inilah agenda topik yang harus lebih banyak dibuka dan dibentangkan. Dikenalkan kepada masyarakat berikut mekanisme yang menyertainya. Paling tidak gambaran besar yang menyeluruh dapat dinikmati oleh masyarakat, sehingga mereka bisa mengerti bagaimana proses panjang yang menghasilkan potret keluarga dakwah hari ini.
Setiap kita yang mengaku putra-putri Islam, setiap kita yg berjanji dalam kafilah dakwah, setiap kita yang mengikrarkan Allahu Ghoyatuna, maka jatuh cinta dipandang sebagai jalan jihad yang menghantarkan diri kepada cita-cita tertinggi, syahid fi sabililah. Inilah perasaan yang istimewa. Perasaan yang menempatkan kita satu tahap lebih maju. Dengan perasaan ini, kita mengambil jaminan kemuliaan yang ditetapkan Rosullulah. Dengan perasaan ini kita memperluas ruang dakwah kita. Dengan perasaan ini kita naik marhalah dalam dakwah dan pembinaan.
Betapa Allah sangat memuliakan perasaan cinta orang-orang beriman ini. Dengan cinta itu mereka berpadu dalam dakwah. Dengan cinta itu mereka saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cinta itu juga mereka menghiasi Bumi dan kehidupan di atasnya. Dengan itu semua Allah berkahi nikmat itu dengan lahirnya anak-anak shaleh yang memberatkan Bumi dengan kalimat Laa Illaha Ilallah. Inilah potret cinta yang sakinah, mawaddah, warahmah. Jadi, sudah siapkah untuk jatuh cinta???.
Semoga menjadi renungan kita bersama, bahwa cinta adalah sebuah sesuatu yang diberkahi oleh Allah bukan hanya nafsu belaka yang hanya perlu dipenuhi saja, tetapi juga harus dibina, diarahkan, sehingga menjadi sebuah keberkahan yang memberi manfaat positif.
Wallahua'lam bishawab,,
-Cinta bukan mengajar kita lemah, tetapi membangkitkan kekuatan. Cinta bukan mengajar kita menghinakan diri, tetapi menghembuskan kegagahan. Cinta bukan melemahkan semangat, tetapi membangkitkan semangat-
Salam ukhuwah.. ^_^ 
(Dikutif dari: Khusnul Muslimah 16 Januari 2011 jam 20:02)

Sabtu, 21 April 2012

SURAT BUAT ISTRIKU

Telah lama kita arungi bahtera pernikahan ini dalam kesederhanaan dan kesahajaan, maafkan aku wahai istriku, jika aku tidak pernah mengajakmu ke tempat-tempat yang indah yang bisa menyegarkan pandangan matamu, yang bias menyenangkan hatimu, maafkan aku juga jika aku tidak pernah mengajakmu untuk berbulan madu sehingga engkau bisa diperlakukan sebagaimana ratu. itu semua bukan bagian kita di dunia,... namun aku selalu berusaha mengajakmu pada suatu tempat yang penuh keindahan tiada akhirnya, sekali engkau memasukinya maka engkau tidak akan keluar selama-lamnya. Dan meuju kesana tidaklah memerlukan biaya mahal, namun dengan ibadah dan keikhlasan, dengan sabar dan ridho akan semua ketetapan-NYA.
Kelak kita akan menghabiskan bulan madu dengan penuh keindahan yang tidak akhirnya, keindahan yang tidak pernah terbayangkan dalam hatimu, bahkan bila engkau mengkhayalkan impian terindah sekalipun. Wahai istriku, aku mengajakmu menuju Jannah di atas titian jalan sunnah, dimana para salafush sholih menitinya dahulu mendahului kita, jalan yang lurus yang tidak akan membuatmu bingung dan tersesat, maka peganglah tanganku erat, aku adalah pemimpinmu yang akan membimbingmu dalam melewati jalan itu. Usah kau takut terpeleset dan terjatuh karena aku akan selalu ada disisimu, kelak aku juga akan dimintai pertanggung jawaban atas dirimu.
Wahai istriku, tataplah mataku dan jangan engkau lihat yang haram bagi dirimu, tundukkan pandangan matamu dan aku akan menuntut langkahmu setapak demi setapak, bukankah dulu kita menyatukan cinta kita di atas jalan kebaikan dan karena Allah Ta'ala, maka janganlah engkau ragu akan langkahmu di bawah naungan 'ilmu. Jalan kita memang tidak semudah yang kita inginkan, begitu banyak karang terjal mendaki yang kadang melukai langkah-langkah kita, begitu banyak hantaman ombak yang mendera bahtera kita, panas dan terik kita lalui bersama, dingin dan hujan kita lewati berdua, maka janganlah sedikitpun engkau merasa bimbang dengan langkah kita… entah, siapakah di antara kita yang akan lebih dulu pergi meninggalkan dunia ini, dan jika aku pergi mendahuluimu menghadap Robb-ku, maka tetaplah engkau bersama apa yang telah aku ajarkan kepadamu, aku tidak memiliki apapun yang bias aku wariskan kepadamu kecuali ‘ilmu syar’iy, kelak… aku menunggu, kembali menggapai tanganmu dan membimbingmu untuk menuju pintu Jannah-NYA. InsyaAllah. (Dikutif dari tulisan Andi Abu Hudzaifah Najwa) 

Minggu, 15 April 2012

...S A H A B A T...


Ya ALLAH...
Maafkan aku yang tak mengerti bagaimana berdoa padamu, maafkan aku yang jika untuk keselamatan diriku sendiri harus ada orang lain yang memohonkan dengan linangan air matanya. Sesuatu yang bahkan tak kuingat pernah kulakukan dan terima kasih ya Allah...Kau perkenalkan aku pada sahabat yang berdoa untukku ribuan kali lebih baik dariku.

Terima kasih untuk air mata kesungguhannya yang mungkin tak kudapat dari orang-orang yang mengaku mencintaiku sekalipun.

Selasa, 10 April 2012

Cara Mudah Menanamkan Cinta di Hati Orang Lain



Jangan pelit untuk mengucapkan kalimat-kalimat yang baik dan indah, berikanlah kalimat tersebut pada siapapun yang Anda temui:
Semoga Allah memberkahi Anda, semoga Allah menjaga Anda, Jazakallah Khairan (semoga Allah membalas kebaikan untuk Anda), semoga Allah memperbanyak orang baik seperti Anda, dllKalimat ini ringan tapi ia tidak diucapkan kecuali manusia-manusia agung, orang-orang yang selamat dari segala kedengkian, orang-orang yang berakhlak indah nan agung seperti manusia agung Rasulullah…”dan hendaklah kalian mengucapkan perkataan yang baik untuk manusia” (Al-Baqarah: 83).
Betapa indahnya jika Anda menanamkan kalimat yang indah, lalu Anda bagikan ia kepada semua orang yang hidup bersama Anda agar kelak Anda menuai pahala dan balasan dari sisi Allah. Semua orang pun turut berbahagia atasnya dan tidak hanya itu, mereka berangan-angan untuk bisa seperti diri Anda.